Jumat, 02 Oktober 2015

Laptop, Notebook, dan Netbook, Apa Perbedaannya?

Tidak perlu diragukan lagi, saat ini trend komputer jinjing menjadi pilihan sebagian besar orang berkat kemampuan mobilitasnya serta performa hardware yang cukup mumpuni meski terbilang belum sanggup menyamai komputer desktop terutama dari segi harganya.
Saya rasa, tidak perlu menjelaskan lagi deskripsi detil mengenai laptop. Secara singkat ia adalah komputer dengan desain lipat dan ditujukan untuk orang yang suka bepergian. Namun masih banyak yang salah tafsir ketika melihat notebook dan netbook, mereka mengatakan keduanya adalah laptop.
Benarkah demikian?
Walaupun memiliki konsep yang hampir sama, faktanya terdapat perbedaan spesifik terkait laptop, notebook, dan netbook.
Komputer jinjing, ya! Memang benar semuanya itu digolongkan dalam satu 'kingdom' yang sama, komputer yang bisa dibawa kemana-mana.
Semuanya memiliki kesamaan seperti bisa dilipat, sumber energi internal, dan dimensi yang tipis. Namun apa yang perbedaan dari ketiga jenis komputer yang masih satu keluarga tersebut?
 

Laptop, Notebook, dan Netbook, Apa Perbedaannya?
 

Laptop:

ni adalah model yang paling umum dan mudah kita temui. Secara historis, laptop cenderung memiliki bentuk yang cukup besar. Dirancang untuk menggantikan komputer desktop dalam beberapa aspek.Karakteristik utamanya ialah memiliki DVD ROM internal, dengan demikian laptop cenderung lebih tebal dibanding model komputer jinjing lainnya.
Ukuran layarnya berkisar 12" hingga 18".
 

Notebook:
Agak mirip dengan laptop, bisa disebut juga bentuk terbaru dari laptop. Nyaris tidak ada yang membedakan antara laptop dengan notebook kecuali keberadaan DVD ROM. Notebook tidak memiliki DVD ROM internal. Maka ia lebih tipis.
Soal kemampuan, notebook tetap memiliki performa yang sebanding dengan laptop meski komponen hardware didalamnya lebih rapat. Buktinya, banyak vendor yang merilis notebook gaming.
Perlu sobat ketahui, harga dari notebook sedikit di atas laptop.
Soal ukuran layar, notebook sama seperti halnya dengan laptop, yakni 12" hingga 18".
 
Netbook:
Versi yang tidak begitu digemari untuk beberapa kalangan, ini karena netbook ditujukan untuk aktivitas ringan.
Netbook memiliki ukuran layar sekitar 7" hingga 12". Tentu saja desain yang kecil ini jelas membuat netbook tidak disertai dengan DVD ROM internal.
Memiliki berat sekitar 1 sampai 2 kilogram, komponen hardware pada netbook tidak dirancang untuk aktivitas yang "menyiksa". Mungkin sekedar menonton video, mengetik, browsing, mendengar lagu, atau bermain game sekelas Plants vs Zombies.
Kelebihan dari netbook ialah baterai tahan lama serta harga yang sangat murah, bahkan saat ini banyak beredar dengan harga berkisar 2 jutaan.
 
Ultrabook:
Merupakan kelanjutan dari notebook namun dirancang khusus agar pantas mendapat gelar "ultra".
Ultrabook dapat diketahui lewat tingkat ketebalannya, dari semua komputer jinjing saat ini, ultrabook adalah yang paling tipis.
Salah satu contohnya adalah MacBook Air buatan Apple. Sobat bisa cek sendiri betapa tipisnya perangkat tersebut. Produsen ultrabook sengaja menciptakan komputer ini secara eksklusif dengan hardware serta software yang diberikan secara default.
Ultrabook memiliki kekuatan hardware yang cukup membuat geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak? Ketahanan baterai sama kuatnya dengan netbook padahal spesifikasinya lebih tinggi.
Selain itu, Ultrabook biasanya dilengkapi dengan penyimpanan SSD yang sudah tentu lebih cepat dibanding HDD. Tak mengherankan jika produk ultrabook mendapat rating memuaskan soal kecepatan.
Karena lebih tipis, maka ia juga tidak memiliki DVD ROM internal. Berat dari ultrabook kurang dari 1.5 kilogram.
 
Chromebook:
Dari namanya saja sudah bisa diketahui, chromebook adalah komputer jinjing besutan Google yang secara spesial menggunakan Chrome OS.
Sebenarnya ia termasuk kategori notebook/ultrabook hanya saja dibuat khusus untuk dipasangkan Chrome OS, sistem operasi berbasis browser.
Kelebihan utamanya adalah pengguna akan benar-benar dimanja oleh layanan internet yang sangat banyak dan sebagian besarnya gratis.
Selain itu, chromebook memiliki keunggulan dalam hal booting. Ia hanya butuh waktu kurang dari 10 detik untuk masuk ke tampilan desktop.
 
PC Tablet:
Sederhana saja, PC tablet tidak memiliki keyboard fisik karena sudah didukung oleh layar sentuh. PC tablet tidak dilipat, mungkin agak mirip seperti smartphone.
Walaupun terlihat seperti smartphone, PC tablet tetaplah golongan komputer karena sistem operasi didalamnya adalah sistem operasi komputer, bukan smartphone.
Ukurannya kurang lebih sama seperti netbook. Salah satu contoh PC tablet adalah iPad.
 
 
 
 
 

 

Kamis, 01 Oktober 2015

Mematikan Monitor Secara Otomatis untuk Menghemat Listrik

CROSONAL, Diciptakan sebagai perangkat elektronik, perkembangan monitor tidak lepas dari eksistensi energi listrik di abadnya. Sejak lahirnya di abad 21, monitor hadir dalam konsep tabung hampa dengan fisik yang 'gemuk'. Butuh asupan daya listrik yang cukup besar untuk menjalankan monitor tipe ini.
Selanjutnya kira-kira 30 tahun yang lalu monitor LCD atau ditemukan dan menjadi trend baru berkat desainnya yang lebih tipis. Tak hanya itu, energi listrik yang dibutuhkan tidaklah besar, hal ini jelas menjadi titik tolak bagi sebagian besar orang untuk meninggalkan monitor CRT (monitor tabung).
Tak lama setelahnya, LED dan Plasma ikut bergabung, memberikan peningkatan kualitas visual yang menjanjikan serta konsumsi listrik yang semakin rendah.
Begitulah sejarah perkembangan monitor secara singkat :v
Dalam posting kali ini saya menitikberatkan pada kebiasaan sebagian besar orang yang sering meninggalkan komputer atau laptop dalam keadaan hidup. Entah itu sedang melakukan scanning, pembersihan, defrag, atau aktivitas download.
Memang dibanding menunggu lebih baik kita meninggalkannya dan melakukan aktivitas yang lain. Akan tetapi, jangan remehkan konsumsi listrik yang dipakai monitor selama itu aktif.
Langkah sederhana yang dapat sobat lakukan ialah mematikan monitor dan membiarkan komponen non-monitor tetap bekerja. Pada sistem operasi Windows 7 kita memiliki akses untuk mematikan monitor secara otomatis demi menghemat listrik.

Mematikan Monitor Secara Otomatis untuk Menghemat Listrik

 

1. Pertama, buka Control Panel
2. Klik Hardware and Sound
3. Pilih Power Options
4. Klik Change plan settings pada profil yang digunakan 
5. Klik Change advanced power settings
6. Expand pilihan Display, Turn off display after lalu atur waktunya. Selanjutnya klik OK 

Sebagai contoh di atas, saya mengatur waktunya selama 3 menit barulah monitor bisa mati. Syarat utama agar konfigurasi ini berlaku ialah tidak ada interaksi apapun antara pengguna dengan komputer.

Dalam artian, jika sobat tidak menggunakan komputer selama 3 menit maka otomatis monitor akan mati dengan sendirinya.
Cara menghidupkannya kembali? Cukup tekan tombol power pada monitor.
Ada opsi lain yang tidak mematikan monitor, yakni cukup mematikan layarnya saja. Monitor tetap bekerja tetapi tidak ada tampilan yang diberikan.
Faktanya tips ini juga mampu mereduksi jumlah konsumsi tenaga listrik, meski tak sebesar ketika mematikannya.
 
Semoga tips ini membantu...